SOPSAN tak sekedar sebuah grup lawak. Karena
selain bisa melawak juga pandai bermain musik dan menyanyi. Bahkan
menciptakan syair-syair yang kocak, ringan tetapi bermakna. Menurut
Fajar, salah seorang personil Sopsan, dengan dipadunya antara lawakan
dan nyanyian lucu yang diiringi musik ala campursari membuatnya
kelompoknya semakin eksis di tengah masyarakat.
“Pada waktu itu kami punya pemikiran untuk memperpanjang
durasi lawakan maka perlu ditambah dengan nyanyian yang syairnya
bersifat humor,” kata Fajar Sopsan kepada banyumasnews.com ketika
ditemui di rumahnya di jalan Waru I Nomor 89 Perum Tanjung Elok
Purwokerto.
Kemudian, lanjut Fajar, semakin seringnya muncul dengan
paduan lawak dan musik humor akhirnya ada seorang pengusaha yang
tertarik untuk direkam dalam bentuk VCD.
Album Tembang Guyon Banyumasan sebanyak tiga VCD album
masing masing, Narkoba (2004), Badha dan Wawawa (2005) serta Koplak Bis
Purwokerto (2007).
“Pada album pertama sebenarnya lagu yang diunggulkan
berjudul Narkoba dan Jarum Suntik, namun yang lebih populer di tengah
masyarakat justru lagu berjudul Genthawil Ghek,” aku Fajar selaku
pencipta lagu. Dijelaskan, album itu hasil produksi bersama antara
Sopsan dengan Paguyuban Senibudaya Banyumasan (PSB) yang diketuai
Arifin.
Asal muasal kata Sopsan itu sendiri merupakan gabungan
dari sebuah akronim yang diakronimkan. Sopsan berasal dari kata ‘sopan
santun’. Sedang Sopan akronim ‘sok pandai’ dan Santun dari rangkaian
‘santun dalam menyampaikan tuntunan’.
“Iloken grup lawak jenenge sopan santun ya wagu mbok,
mbanjur desingkat dadi Sopsan,” jelas lelaki pemilik kumis blancir
dengan logat Banyumasan.
Dijelaskan, gaya pelawak memang biasanya sok-sokan, kaya
iya iyaha, tapi maksudnya untuk menyampaikan sebuah tuntunan melalui
tontonan dengan cara yang santun. Sedangkan tema lawakan yang dibawakan
grup Sopsan bersifat situasional dan boleh dibilang tergantung dari
pesan sponsor. Apalagi acapkali grup lawak yang satu ini identik dengan
lawakan dinas, sebab sering tampil dalam acara-acara kedinasan.
Personil Sopsan ada tiga orang dengan nama kodean: Fajar
Sopsan, Gope, dan Soto. Sedangkan nama asli mereka masing masing Fajar
Praptono, Suyatno dan Taryoto.
Sekarang masyarakat lebih mengenal personil Sopsan
dengan tiga nama akrab yaitu Fajar Gope Soto.. “Fajar duwe duwit gope
nggo tuku soto,” ujarnya Guru SDN 2 Pernasidi Cilongok itu berkelakar.
Cikal bakal Sopsan, kata Fajar berkisah, awalnya Gope
berpasangan dengan Renggo. Ketika peringatan hari Bayangkara sekitar
tahun 1992, Fajar ditarik agar bergabung dengan mereka. Namun beberapa
waktu kemudian Renggo keluar. Akhirnya Gope dan Fajar merekrut Soto.
Sejak itu ketiga personil Sopsan semakin menapakkan jejaknya di dunia
lawak plus khususnya di Banyumas sehingga eksis sampai sekarang. Selain
sudah keliling seantero Banyumas, juga pernah ditanggap di luar daerah
seperti di Solo, Semarang, Jogyakarta, Banjar, Purbalingga, Tegal,
Brebes dan Jakarta.
Melalui Sopsan akhirnya lahirlah Grup Sopsan Githu Loh
dan Komunitas Musik Dablongan yang menghasilkan satu album Album
Dablongan. Dalam album tersebut terdapat lagu Lengger yang dijadikan
spot Pemkab Banyumas.
“Obsesi Sopsan paling tidak bisa menempatkan dimana
saja. Ketika order malawak sedang sepi ya bisa ngemce, atau jadi
narasumber dialog seni banyumasan, bahkan mengerjakan karya seni lainnya
karya sinematografi atau menulis buku. Jadi kita tetap eksis,” pungkas
Fajar (banyumasnews.com/hamidin krazan)
Lik Bambang
Mendowan
Parikan
Lengger
Sangwan kon pui
Jarum Suntik
Udan Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar