Rabu, 01 Mei 2013

SopSan - Komunitas Musik Dablongan


SOPSAN tak sekedar sebuah grup lawak. Karena selain bisa melawak juga pandai bermain musik dan menyanyi. Bahkan menciptakan syair-syair yang kocak, ringan tetapi bermakna. Menurut Fajar, salah seorang personil Sopsan, dengan dipadunya antara lawakan dan nyanyian lucu yang diiringi musik ala campursari membuatnya kelompoknya semakin eksis di tengah masyarakat.
“Pada waktu itu kami punya pemikiran untuk memperpanjang durasi lawakan maka perlu ditambah dengan nyanyian yang syairnya bersifat humor,” kata Fajar Sopsan kepada banyumasnews.com ketika ditemui di rumahnya di jalan Waru I Nomor 89 Perum Tanjung Elok Purwokerto.
Kemudian, lanjut Fajar, semakin seringnya muncul dengan paduan lawak dan musik humor akhirnya ada seorang pengusaha yang tertarik untuk direkam dalam bentuk VCD.
Album Tembang Guyon Banyumasan sebanyak tiga VCD album masing masing, Narkoba (2004), Badha dan Wawawa (2005) serta Koplak Bis Purwokerto (2007).
“Pada album pertama sebenarnya lagu yang diunggulkan berjudul Narkoba dan Jarum Suntik, namun yang lebih populer di tengah masyarakat justru lagu berjudul Genthawil Ghek,” aku Fajar selaku pencipta lagu. Dijelaskan, album itu hasil produksi bersama antara Sopsan dengan Paguyuban Senibudaya Banyumasan (PSB) yang diketuai Arifin.
Asal muasal kata Sopsan itu sendiri merupakan gabungan dari sebuah akronim yang diakronimkan. Sopsan berasal dari kata ‘sopan santun’. Sedang Sopan akronim ‘sok pandai’ dan Santun dari rangkaian ‘santun dalam menyampaikan tuntunan’.
“Iloken grup lawak jenenge sopan santun ya wagu mbok, mbanjur desingkat dadi Sopsan,” jelas lelaki pemilik kumis blancir dengan logat Banyumasan.
Dijelaskan, gaya pelawak memang biasanya sok-sokan, kaya iya iyaha, tapi maksudnya untuk menyampaikan sebuah tuntunan melalui tontonan dengan cara yang santun. Sedangkan tema lawakan yang dibawakan grup Sopsan bersifat situasional dan boleh dibilang tergantung dari pesan sponsor. Apalagi acapkali grup lawak yang satu ini identik dengan lawakan dinas, sebab sering tampil dalam acara-acara kedinasan.
Personil Sopsan ada tiga orang dengan nama kodean: Fajar Sopsan, Gope, dan Soto. Sedangkan nama asli mereka masing masing Fajar Praptono, Suyatno dan Taryoto.
Sekarang masyarakat lebih mengenal personil Sopsan dengan tiga nama akrab yaitu Fajar Gope Soto.. “Fajar duwe duwit gope nggo tuku soto,” ujarnya Guru SDN 2 Pernasidi Cilongok itu berkelakar.
Cikal bakal Sopsan, kata Fajar berkisah, awalnya Gope berpasangan dengan Renggo. Ketika peringatan hari Bayangkara sekitar tahun 1992, Fajar ditarik agar bergabung dengan mereka. Namun beberapa waktu kemudian Renggo keluar. Akhirnya Gope dan Fajar merekrut Soto. Sejak itu ketiga personil Sopsan semakin menapakkan jejaknya di dunia lawak plus khususnya di Banyumas sehingga eksis sampai sekarang. Selain sudah keliling seantero Banyumas, juga pernah ditanggap di luar daerah seperti di Solo, Semarang, Jogyakarta, Banjar, Purbalingga, Tegal, Brebes dan Jakarta.
Melalui Sopsan akhirnya lahirlah Grup Sopsan Githu Loh dan Komunitas Musik Dablongan yang menghasilkan satu album Album Dablongan. Dalam album tersebut terdapat lagu Lengger yang dijadikan spot Pemkab Banyumas.
“Obsesi Sopsan paling tidak bisa menempatkan dimana saja. Ketika order malawak sedang sepi ya bisa ngemce, atau jadi narasumber dialog seni banyumasan, bahkan mengerjakan karya seni lainnya karya sinematografi atau menulis buku. Jadi kita tetap eksis,” pungkas Fajar (banyumasnews.com/hamidin krazan)

Lik Bambang
Mendowan
Parikan
Lengger
Sangwan kon pui
Jarum Suntik
Udan Barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar