Suatu saat adikku yang masih bujangan main ke rumah. Kami sama-sama penggemar wayang kulit, apalagi dalangnya H.Anom Rusdi. Dan kebetulan di desa tetangga, Rancabugang, ada acara Mapag Sri, yaitu acara menyongsong musim panen tiba.
Pada saat ngobrol adikku melontarkan suatu pertanyaan yang cukup membuatku kaget.
"Apa aa tahu, wayang berasal dari mana?'
"Dari India, " jawabku.
"Apa aa yakin? Pendapat itu darimana asalnya?"
"Entah. Katanya, sih."
"Menurutku, wayang itu asli dari jawa."
"Alasannya?"
"Begini, a. Ada 2 pendapat mengenai asal muasal wayang. Pendapat pertama, wayang berasal dari India. Alasannya, wayang dibawa ke Indonesia, khususnya pulau Jawa, bersamaan dengan penyebaran ajaran agama Hindu. Pendapat ini didukung oleh Pischel, Hidding, Krom, Poensen, Goslings, dan Rassers. Sebagian besar kelompok kedua ini adalah sarjana Inggris, negeri Eropa yang pernah menjajah India.
Pendapat kedua, wayang berasal dari Jawa.
Pendapat ini selain dianut dan dikemukakan oleh para peneliti dan ahli-ahli bangsa Indonesia, juga merupakan hasil penelitian sarjana-sarjana Barat. Di antara para sarjana Barat yang termasuk kelompok ini, adalah Hazeau, Brandes, Kats, Rentse, dan Kruyt. Alasan mereka cukup kuat. Di antaranya, bahwa seni wayang masih amat erat kaitannya dengan keadaan sosiokultural dan religi bangsa Indonesia, khususnya orang Jawa. Panakawan, tokoh terpenting dalam pewayangan, yakni Semar, Gareng, Petruk, Bagong, hanya ada dalam pewayangan Indonesia, dan tidak di negara lain. Selain itu, nama dan istilah teknis pewayangan, semuanya berasal dari bahasa Jawa (Kuna), dan bukan bahasa lain. Dan garis silsilah para tokohnyapun dalam pewayangan jawa jelas, yaitu dari Nabi Tsis hingga cucu-citit para pandawa. Sedang versi India garis keturunannya terputus.
Lalu, darimana para dalang ini tahu silsilah para tokoh wayang? Menurut ahli sejarah wayang, para Pandawa lima mempunyai ilmu yang membuat mereka tidak bisa mati, yaitu jimat Layang Kalimusada. Dan mereka baru bisa mati jika hakekat ilmunya bisa di jelaskan (dalam istilah Jawa, di bedarani). Dan pada saat mereka bertemu Sunan Kali Jaga, Sunan Kali Jaga menjelaskan, kalau hakekat ilmu Layang Kalimusada itu adalah dua kalimat syahadat. Dan pada saat para pandawa ini mengucapkan dua kalimat syahadat, yang berarti mereka masuk Islam, barulah ilmu mereka sempurna sehingga mereka bisa meninggal dengan tenang. Dan dari para pandawa inilah jeng Sunan Kali Jaga tahu silsilah mereka. Untuik mengingat mereka, kisah kehidupan para tokoh wayang ini di abadikan dalam lakon wayang yang kita kenal sampai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar